Kesempatan bisa datang berkali-kali, tapi tidak semua orang bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Tepat rasanya yang dikatakan mantan pembalap, Bobby Unser, bahwa kesempatan saja tidak akan bisa mengantarkan kesuksesan. Bila kesempatan tersebut dipadukan dengan persiapan yang matang, maka sebuah kesempatan bisa berubah menjadi keberhasilan.
Marlina Meilani Simbolon, salah satu penerima Beasiswa PRESTASI-USAID, telah membuktikannya. Ketika kesempatan Beasiswa PRESTASI-USAID datang, Marlina tak mau menunda waktu dan langsung melakukan persiapan sebaik mungkin untuk menembus beasiswa ini.
Keputusan untuk mengikuti seleksi dari PRESTASI membuahkan hasil. Dia dinyatakan lolos untuk menjadi penerima beasiswa dan diterima di Universitas Indonesia (UI) untuk belajar Epidemiologi Lapangan. Perkuliahan tersebut menekankan pada keterampilan lapangan dalam memperoleh, mengolah, dan menganalisis data-data. Jadi sebagian besar kegiatan studinya dilakukan di luar kelas.
Dia mendapatkan banyak manfaat dari studinya. Marlina memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian-penelitiannya di konferensi ilmiah Bidang Epidemiologi baik nasional maupun internasional, dan mendapat penghargaan sebagai juara, antara lain pada National Scientific Conference on Epidemiologi (NSCE) tahun 2013 di Yogyakarta sebagai Juara II untuk Poster Presentation dan pada NSCE tahun 2014 di Bandung sebagai Juara I Oral Presentation.
Selain itu, Marlina juga mendapatkan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Dia berkesempatan untuk mengikuti Pelatihan Penanggulangan KLB Penyakit Menular (Field Based-Joint Outbreak Investigation) yang diselenggarakan oleh ASEAN +3 bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI. Dalam pelatihan tersebut ada 6 negara yang mengirimkan kontingennya dalam kegiatan tersebut, antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos dan Indonesia sebagai anggota dan tuan rumah. Kegiatan yang dilakukan selama 5 hari tersebut mencakup kegiatan penanggulangan KLB demam Chikungunya di Kabupaten Bandung Barat. “Selain ilmu dan keterampilan, saya merasa beruntung karena saya dapat mengenal banyak teman dan rekan yang dapat diajak kerja sama dalam bidang epidemologi maupun kesehatan masyarakat,” tutur Marlina.
Saat ini, Marlina berprofesi sebagai staf di Kantor Dinas Kesehatan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sejak tahun 2009, Marlina menjalankan tugas di bagian penyusunan program, yaitu menyusun profil kesehatan kabupaten Tapanuli Tengah. Namun, untuk memaksimalkan ilmu yang didapatkannya selama S2 di UI, seusai menyelesaikan studinya Marlina dipindahtugaskan ke bagian pengendalian masalah kesehatan, di seksi wabah dan bencana.
Marlina optimis bahwa kombinasi dari ilmu dan kerja di bagian baru ini bisa membawa manfaat lebih besar bagi dirinya dan masyarakat. Ia akan berusaha lebih baik untuk membantu terciptanya masyarakat Tapanuli Tengah yang sehat dan terhindar dari wabah penyakit menular.

Foto 2. Salah satu kegiatan Marlina sebagai Staf Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah.
Selain menjadi staf di Kantor Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah, Marlina juga memiliki rutinitas sebagai pengajar di STIKES Winda Nauli Husada Sibolga, mengampu mata kuliah Surveilans Epidemiologi. Ilmu yang didapat saat kuliah S2 sangat bermanfaat saat dirinya mengajar. Wawasan yang lebih luas memudahkan dirinya dalam melakukan transfer ilmu kepada para mahasiswa.
"Untuk generasi muda Indonesia, kita adalah tunas-tunas muda yang dibutuhkan bangsa ini, bangkit dan raihlah kesempatan yang ada sekalipun kecil dan langka serta berjuanglah dari tempat dimana engkau berdiri dan lakukanlah sekarang juga," tutup Marlina.
Leave a comment